Selasa, 20 Februari 2018
Sistem Ekskresi Manusia
1. Apakah tubuh kita
mengeluarkan zat sisa?
Setiap organ ekskresi pasti
memiliki fungsinya masing-masing. Ada yang berfungsi untuk mengekskresikan
urea, air, karbondioksida, empedu, dan keringat. Semuanya ini bekerja membentuk sistem ekskresi pada manusia. Nah, berikut adalah alat ekskresi manusia dan zat yang dikeluarkan
oleh masing-masing alat ekskresi. Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Ginjal
Ginjal
mengeluarkan berbagai macam zat yaitu:
Air. Urin yang dihasilkan ginjal
berwujud cair. Ini disebabkan oleh kandungan air di dalamnya yang mencapai 95%.
Air ini berasal dari air yang kita minum dan kemudian diserap oleh usus besar,
diambil oleh darah, dan kemudian darah tersebut disaring oleh ginjal. Urea, asam
urat, dan amonia adalah hasil dari pembongkaran/perombakan protein
yang terjadi di dalam hati. Empedu adalah hasil dari
perombakan sel darah merah di dalam hati. Empedu
memberikan warna kuning pada urine. Garam, dan zat lainnya yang bersifat racun
atau berlebihan kandungannya di dalam tubuh.
2. Kulit
Kulit mengeluarkan keringat yang
mengandung natrium klorida (NaCl) yang merupakan struktur garam dapur. Itulah
sebabnya mengapa keringat pada manusia terasa asin. Keringat dikeluarkan oleh
kulit untuk mengatur suhu tubuh.
3. Paru-Paru
Paru-paru merupakan bagian
dari sistem pernapasan manusia. Paru-paru berfungsi sebagai alat pertukaran oksigen dalam darah.
Karena udara tidak mengandung oksigen murni, maka paru-paru akan mengeluarkan
zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut seperti karbon dioksida dan uap air.
4. Hati
Hati mengeluarkan urea dan amonia
yang merupakan hasil dari perombakan sel darah merah di dalam hati. Urea dan
amonia akan diproses di dalam ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
Proses
Pengeluaran Zat Sisa
Saat
mengeluarakan zat sisa diperlukan beberapa proses sebelum mengeluarakan zat
sisa Pengeluaran zat yang terjadi di dalam tubuh manusia meliputi 3 proses ,
yaitu :
· Ekskresi, yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme baik
berupa H2O, CO2, asam urat, urea, dan lain
sebagainya. Dilaksanakan oleh sistem ekskresi, yaitu: ginjal, hati, paru-paru
dan kulit.
· Sekresi, yaitu proses pengeluaran zat hasil metabolisme baik
berupa enzim dan hormon. Dilaksanakan
oleh sistem kelenjar dan sistem endokrin atau sistem hormonal.
· Defekasi, yaitu proses pengeluaran zat zat sisa pencernaan makanan yang tidak terserap oleh usus penyerapan,
berupa feces. Dilaksanakan oleh sistem pencernaan makanan terutama pada rektum
dan anus.
Dalam pembuatan urin juga perlukan beberapa proses. Proses
pembentukan urin meliputi 3 tahapan, yaitu :
·
Filtrasi, berlangsung di bagian kapsul bowman dan glomerulus, terjadi penyaringan zat-zat
sisa metabolisme dalam darah. Komponen yang tersaring yaitu: air, asam
amino, glukosa, dan NaCl. Produknya dinamakan urin primer atau filtrat
glomerulus.
·
Reabsorbsi, berlangsung di tubulus
kontortus proksimal dan lengkung henle.
Terjadi proses penyerapan kembali zat-zat
yang masih berguna, seperti glukosa dan asam amino. Produknya berupa urin
sekunder / filtrat tubulus.
·
Augmentasi, berlangsung di bagian tubulus kontortus distal, terjadi proses penambahan zat-zat yang sudah tidak diperlukan
lagi oleh tubuh. produksnya berupa urin yang sesungguhnya dengan kandungan
tertinggi adalah air dan juga urea serta zat-zat lainnya yang tidak diperlukan
tubuh.
Link Sumber : http://www.tambangilmu.com/2017/01/sistem-pengeluaran-zat-sisa-pada-tubuh.html#ixzz57iBqEIh1
2. Mengapa Zat Sisa Dalam Tubuh Harus Dikeluarkan?
Zat sisa metabolisme merupakan zat yang harus
segera dikeluarkan dari tubuh. Sesuai dengan namanya, zat ini merupakan sisa
sehingga pastinya sudah tidak berguna dan tidak memberikan manfaat untuk tubuh.
Sisa metabolisme berarti merupakan zat yang memang tidak baik untuk tubuh dan
sengaja dibuang. Maka dari itu zat sisa metabolisme harus segera dibuang. Jika
tidak bisa berubah menjadi racun untuk tubuh. Zat sisa metabolisme juga
biasanya akan mengalami pembusukan dan menimbulkan gas dalam tubuh. Biasanya
zat sisa ini dikeluarkan lewat sistem ekskresi. Bisa dalam bentuk buang air
kecil atau berkeringat. Maka dari itu biasanya orang sakit akan berkeringat
setelah minum obat. Karena zat sisa yang tidak dibutuhkan telah dikeluarkan
melalui keringat.
Sumber: http://www.bhataramedia.com/forum/mengapa-zat-sisa-metabolisme-harus-dikeluarkan-dari-tubuh/
3. Bagaimana Dampaknya Jika Zat Sisa Dalam Tubuh tidak Dikeluarkan?
Zat sisa metabolisme adalah zat yang dihasilkan
sebagai sisa proses metabolisme yang merubah makanan dengan bantuan oksigen
menjadi energi.
Zat sisa metabolisme ini berupa karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), urea serta air.
Zat sisa metabolisme yang berupa cairan ini dijeluarkan melalui sistem eksresi yaitu ginjal dan kulit. Sementara zat sisa yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari paru-paru melalui pernafasan.
Zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh karena berbahaya.
Misalnya kadar urea yang berlebih dalam darah atau yang diaebut sebagai uremia, ini akan membuat kita menjadi muntah-muntah, detak jantung tidak teratur, susah nafas bahkan kematian. Kadar urea berlebih ini timbul karena urea tidak bisa dikeluarkan dari darah dan dari tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena gagal ginjal.
Sementara itu bila kadar karbon dioksida di darah berlebih atau hypercapnia, maka akan membuat tubuh menjadi lemas, kepala pusing dan tekanan darah tinggi. Kelebihan kadar karbon dioksida ini terjadi bila paru-paru gagal menyaring karbon dioksida tersebut dari darah, misalnya karena kanker.
Zat sisa metabolisme ini berupa karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), urea serta air.
Zat sisa metabolisme yang berupa cairan ini dijeluarkan melalui sistem eksresi yaitu ginjal dan kulit. Sementara zat sisa yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari paru-paru melalui pernafasan.
Zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh karena berbahaya.
Misalnya kadar urea yang berlebih dalam darah atau yang diaebut sebagai uremia, ini akan membuat kita menjadi muntah-muntah, detak jantung tidak teratur, susah nafas bahkan kematian. Kadar urea berlebih ini timbul karena urea tidak bisa dikeluarkan dari darah dan dari tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena gagal ginjal.
Sementara itu bila kadar karbon dioksida di darah berlebih atau hypercapnia, maka akan membuat tubuh menjadi lemas, kepala pusing dan tekanan darah tinggi. Kelebihan kadar karbon dioksida ini terjadi bila paru-paru gagal menyaring karbon dioksida tersebut dari darah, misalnya karena kanker.
Sumber : https://brainly.co.id/tugas/2993614